MERAJUT ASA DI DESA SENDANG: MALAM PUNCAK YANG BERMAKNA

 MERAJUT ASA DI DESA SENDANG: MALAM PUNCAK YANG BERMAKNA

Oleh: REKA KERJA PENGABDIAN MASYARAKAT 2025

(Dokumentasi Foto Bersama)

Malam yang penuh makna telah tiba, dibarengi dengan suara rintikan hujan dan suara kodok yang saling saut sautan. Yupps... Benar, Pengabdian Masyarakat 2025 Pramuka UIN SATU Tulungagung sudah memasuki Malam Puncaknya, segala persiapan dan kebutuhan telah disiapkan dijauh- jauh hari, semua Reka kerja dan peserta turut mengambil andil bagian nya, agar terlaksana dengan suskes kegiatan tersebut. Diawali dengan tampilan yang menarik dari salah satu SD setempat, yaitu SD 1 Sendang, dengan menampilkan tim sholawat hadrahnya, mereka sangat menikmati alat-alat yang mereka mainkan, jam terbang tidak usah diragukan lagi, mereka hebat dan pandai sekali memainkan alat hadrah dan menyanyikan nashid-nashid yang mereka bawakan.

(Foto Dokumentasi Tampilan Malam Puncak)

Disambung dengan tim tarinya, tak kalah keren dari tim hadrahnya, tim tari yang diawali dengan tarian Gambyong nya, sangat terlihat gemulai sekali dalam memainkan gerakannya, selanjutnya disusul dengan tarian reog kendang, anak daerah menarikan tarian daerah nya sendiri pasti sangat bisa, terutama desa sendang yang memiliki keberagaman budayanya, pastinya anak temurun juga dilatih untuk melestarikan budaya nya sendiri. Ohh.. Iya sampai lupa, kegiatan malam puncak ini juga dihadiri oleh warga sekitar desa sendang, dan para peserta juga mengajak ibu bapak induk semangnya, tak lupa juga dihadiri oleh perangkat desa.

Dalam sambutannya kepala desa sendang menuturkan bahwa "belum ada kegiatan yang seperti ini yang dilakukan di desa sendang, walau desa sendang kerap dijadikan tempat KKN bagi kampus yang ada di Tulungagung maupun kampus yang ada diluar Tulungagung, tapi baru kali ini ada kegiatan yang bersentuhan langsung setiap hari dengan masyarakat, mulai dari induk semangnya, kerja bakti, kegiatan orientasi desa. Kegiatan ini sangat cocok untuk didukung dan dikerjasamakan dengan desa-desa yang memiliki potensi untuk pengembangan daerah nya. "

Waktu malam puncak yang ditunggu telah tiba, yaitu Acara ngaji bersama dengan Dr. H.  M. Muntahibun Nafis, M. Ag. Beliau adalah seorang kepala pusat pengabdian kepada masyarakat di LP2M UIN SATU Tulunggung, walau kehadirannya agak terlambat sedikit, tidak menyurutkan semangat para masyarakat untuk menyaksikan ngaji dari beliau. Dalam ngaji beliau membahas bulan ruwah, kata Ruwah diambil dari bahasa Arab yang berarti Ruh, "beliau juga menuturkan bahwa puncak perhambaan tertinggi seorang hamba Muslim ialah sholat, dalam kita juga harus menyelaraskan ruh kita terhadap sang kholliq." Sama halnya ketika mengajar di kampus, beliau juga mengajak interaksi pada panitia, yang selaku juga panitia masih mahasiswa, tidak asik rasanya ngaji kalau tidak dengan gojlokannya (Candaan), sama halnya diruang kelas, beliau juga saling gojlok di sesi ngaji bersama ini dengan panitia.

Beliau juga menuturkan bahwa "ning wulan rojab awk e dewe nandur, ning wulan Ruwah awak e ngrabuk, lan ning wulan awak e bakal panen", yang artiannya yaitu, di bulan rojab kita menanam, di bulan Ruwah kita memupuk, dan di bulan Ramadhan kita akan memanennya". Yang dimaksudkan beliau ialah apa yang semai, apa yang kita tanam, apa yang kita pupuk maka akan memanen hasilnya yang dilakukan di awal. Sebelum memasuki bulan Ramadhan kita harus membersihkan hati, menata hati dan memperbaiki diri, agar ibadah Ramadhan kita nanti berjalan lancar, " Mungkin seperti itu penjelasan yang saya tangkap.

Do'a terakhir telah dipanjatkan, maka usailah acara malam puncak pengabadian masyarakat kali ini. Semoga kegiatan kita selama sepuluh di desa tersebut dapat memberi manfaat kepada masyarakat sekitar, dan juga dapat menginspirasi banyak orang dengan kegiatan yang telah kita jalankan. Terimakasih Desa Sendang untuk segala pengalaman dan ilmunya.

Komentar