Kami Persembahkan Reog Kendang di Bumi Reyog

Day 4 TRP3TI XIV 2024

Oleh : Ma’ruf Afifuddin Zarkhasi, Moch. Badrus Zaman, Sri Rahayu, Shella Rahma Putri

(Dokumentasi : kunjungan kontingen UIN SATU TULUNGAGUNG ke tempat pembuatan Jenang Teguh Rahardjo) 

            Rabu, 3 Juli 2024 Kontingen Pramuka UIN SATU Tulungagung berpartisipasi dalam kunjungan produk lokal. Terdapat 2 lokasi kunjungan produk lokal. Kami berangkat dari bumi perkemahan pukul 08.30 WIB dan tiba di lokasi pukul 09.30 WIB. Kunjungan pertama berlokasi di Jenang Teguh Rahardjo yaitu tempat pembuatan jenang dengan beraneka rasa. Ada rasa kentang, nanas, mangga, cokelat kurma, kacang hijau, dll. Jenang Teguh Rahardjo merupakan jenang khas Ponorogo. Di tempat tersebut kami dapat melihat proses pembuatan jenang secara langsung.

Dalam pembuatan jenang ini bisa dikatakan sudah modern karena dalam pembuatannya sudah menerapkan alat seperti mesin parut dan juga mesin aduk yang mana memiliki kapasitas yang sangat besar. Dikatakan oleh pemilik usaha dalam satu hari setiap mesin dapat mengolah jenang sebanyak 200 kg. Di sini kami dipersilahkan untuk mencoba membungkus jenang dan mencicipi jenangnya. Kami pun juga bertanya-tanya seputar jenang ini kepada pegawainya. Setelah dirasa cukup, kami menuju ke bagian tokonya untuk membeli jenang ini sebagai oleh-oleh.


 

(Dokumentasi : kunjungan kontingen UIN SATU Tulungagung ke tempat pembuatan dawet jabung khas ponorogo)

           Menuju lokasi kunjungan produk lokal yang kedua yaitu dawet jabung. Dawet jabung adalah minuman tradisional khas Ponorogo yang memiliki rasa lezat dan manis yang menjadi bagian dari warisan kuliner Jawa Timur. Minuman ini terkenal karena kombinasi unik antara kelapa muda, sirup, dan gula jawa.

            Nama dawet Jabung berasal dari Desa Jabung, Ponorogo, yang menjadi pusat penjualan minuman tradisional ini. Desa Jabung memiliki banyak penjual dawet yang tersebar hingga ke desa lainnya di sekitar Desa Jabung, terutama pada bulan Ramadhan.

            Proses pembuatan dawet Jabung relatif sederhana dan menggunakan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan. Pembuatan minuman ini dimulai dengan memasak tambang atau tepung hunkwe dengan menggunakan santan dan air kelapa muda. Setelah adonan mengental, tambahkan sirup merah dan gula jawa sedikit demi sedikit hingga mencapai rasa yang diinginkan. Hasilnya adalah dawet Jabung yang lezat dan nikmat.

            Di lokasi ini, kami dipersilahkan untuk mencicipi es dawet jabung tersebut. Rasa segar dan manis dari dawet tersebut dapat menyegarkan tenggorokan kami. Setelah mencicipi es dawet, kami melakukan foto bersama dengan seluruh peserta TRP3TI XIV.

                   

(Dokumentasi : Foto bersama di Telaga Ngebel Ponorogo)

Selanjutnya kami melakukan kunjungan ke salah satu wisata di Ponorogo yaitu Telaga Ngebel yang didampingi oleh kakak-kakak panitia. Kami tiba di lokasi pada pukul 14.30 WIB, selanjutnya kami berkumpul terlebih dahulu untuk mengikuti briefing yang disampaikan oleh panitia.

Setelah penyampaian briefing dari panitia, kami pun mendekat ke telaga ngebel, disana sangat ramai pengujung, kami melakukan foto bersama pembina, lalu kami pun berpencar, ada yang foto-foto, ada yang beli makanan dan minuman, ada yang ngobrol dengan peserta dari kontingen lain, dan masih banyak lagi yang kami lakukan. Pada pukul 15.30 WIB kami menuju mushola untuk melaksanakan sholat asar, setelah sholat asar. Pada pukul 16.00 WIB kami pulang dari telaga ngebel dan kembali ke kampus 2 IAIN Ponorogo.

(Dokumentasi : Foto bersama anggota Pramuka UIN SATU Tulungagung)

Sesampainya di bumi perkemahan, kami segera bergegas untuk persiapan penampilan pentas seni yang dilakukan setelah isya'. Pukul 20.30 WIB kegiatan Youth Contingent Talent dimulai, kami mendapat nomor urut 2 untuk tampil. Kontingen Pramuka UIN SATU Tulungagung menampilkan tarian khas Tulungagung yaitu reog kendang dan jaranan. Kami memperkenalkan tarian khas ini kepada kakak-kakak peserta TRP3TI XIV. Reog Kendang Tulungagung adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang berasal dari daerah Tulungagung, Jawa Timur. Tarian ini memiliki ciri khas yang memadukan gerakan yang energik, irama musik yang menggugah semangat, serta kostum yang berwarna-warni dan mencolok. Reog Kendang biasanya dipentaskan dalam berbagai acara, seperti perayaan adat, festival budaya, dan acara resmi lainnya. Melalui tarian ini, penari mengekspresikan kebanggaan terhadap budaya lokal serta melestarikan tradisi yang telah ada sejak lama. 

Dalam setiap pertunjukannya, Reog Kendang Tulungagung melibatkan berbagai elemen, seperti alat musik tradisional, tari, dan drama. Musik pengiring yang dimainkan menggunakan kendang dan alat musik lainnya memberikan nuansa yang khas dan meriah. Gerakan tari yang dinamis mencerminkan kekuatan dan keanggunan, serta sering kali menggambarkan cerita atau tema tertentu. Reog Kendang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai sosial dan kearifan lokal kepada generasi muda. Tarian ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga sebagai jembatan antara generasi, memperkuat identitas budaya masyarakat Tulungagung. Kami menampilkan tarian tersebut dengan maksimal. Kegiatan Youth Contingent Talent berakhir pukul 22.30 WIB dan bersiap untuk istirahat.

Komentar