Mengukir Kenangan di Desa Picisan
Mengukir Kenangan di Desa Picisan
Oleh : Celciandy Kharisma Yuriko Putri, Mardanita Jelpida Siregar, Mohammad Sandi Megantara, dan Vikri Nor Hidayatulloh
Halo teman-teman... hari ini merupakan hari yang sangat seru bagi kami dari kelompok induk semang A. Ini merupakan hari keenam dalam kegiatan pengabdian masyarakat kami di Desa Picisan. Seperti biasa, kami mengawali pagi dengan berangkat ke masjid guna mengikuti jamaah sholat subuh. Sepulang dari masjid, kami langsung menuju dapur untuk membantu pekerjaan induk semang. Pagi ini, tidak seperti biasa, kami sedikit sibuk membantu induk semang mempersiapkan keperluan karena akan rekreasi ke Blitar.
Kami membantu induk semang untuk memasak, sekaligus kami belajar memasak juga. Kali ini kami memasak tumis sayur terong dicampur dengan kacang panjang. Dipadukan dengan tahu goreng sebagai lauknya. Selain menggoreng tahu, kami juga membuat ote-ote. Karena semua adik-adik tidak suka pedas, mereka langsung sarapan dengan tahu goreng dan ote-ote saja tidak menunggu sayurnya matang. Persiapan rekreasi sudah selesai, semuanya sudah sarapan, kami pun lanjut mengantar adik-adik untuk berangkat ke sekolah terlebih dahulu. Ibu, abah, serta dua adik yang lain akan menyusul setelahnya, mereka langsung menuju lokasi rekreasi. Setelah mereka berangkat rekreasi, kami pun sarapan bersama, kali ini hanya kami, ditemani oleh mbah.
Alhamdulillah perut telah terisi, kami pun segera bersiap-siap untuk berangkat ke balai desa karena ada kegiatan “Pendampingan Penguatan Literasi Karya Pengabdian kepada Masyarakat” bagi anggota Pramuka UIN SATU Tulungagung. Dua rekan kami telah pergi terlebih dahulu karena akan pergi ke SDN 1 Picisan untuk berkoordinasi terkait acara malam puncak yang akan diselenggarakan hari Jumat besok. Ketika hendak menuju ke balai desa, motor yang akan dikendarai oleh dua rekan kami yang lain mengalami kendala. Ternyata ban motornya yang luar sobek. Awalnya kami kira masih bisa, mbah menyarankan kepada kami untuk memompanya terlebih dahulu, tapi kami tahu itu sudah pecah parah, tidak yakin bisa jika hanya diberi tambahan angin. Kami pun menghubungi dua rekan kaki yang telah berangkat dahulu, meminta tolong untuk menjemput kami, ternyata mereka masih ada keperluan lain. Di sisi lain, waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 09.00 WIB dan giat kami akan segera dimulai, akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju balai desa.
Setibanya kami di rumah, kami pun segera mandi dan mencuci untuk membersihkan diri serta pakaian dari kotoran setelah dari kebun tadi. Siang ini kegiatan kami tidak terlalu padat, kami bersantai sambil memakan es cream yang menyegarkan. Lanjut kami melaksanakan sholat zuhur. Kami berbincang-bincang sambil menunggu adik-adik yang datang untuk belajar bersama. Ternyata tidak ada yang hadir, kami pun pergi berjalan santai melihat sungai di bawah. Hingga tiba waktunya sholat ashar, kami pun kembali. Seperti biasa di sore hari kami ada jadwal mengajar mengaji adik-adik di lingkungan rumah induk semang. Sekitar pukul 17.00 kegiatan mengaji pun telah berakhir. Adik-adik kami tidak segera pulang, masih berkumpul di depan, mondar-mandir terlihat malu. Ternyata mereka ingin mengajak kami untuk foto bersama sebagai kenang-kenangan. Mereka terlihat merasa senang karena telah terpenuhi keinginannya.
Setelah selesai berfoto bersama adik-adik di sini, kami langsung bersih diri dan bersiap untuk menuju balai desa guna mengikuti giat selanjutnya. Sebelum ke balai desa kami menunaikan sholat maghrib terlebih dahulu. Kami bingung berangkat ke balai desa naik apa, mbah pun meminjamkan pompa angin ke tetangga untuk kami. Kami pompa ban motornya yang kempes dan sobek tadi. Kami kira itu berhasil karena tidak langsung terlihat kempes lagi. Lanjut kami menuju balai desa untuk persiapan malam puncak sekaligus evaluasi program kerja hari ini. Di tengah jalan, motor yang kami kendarai terasa tidak enak, bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan. Kami berhenti di tengah jalan untuk mengeceknya. Ternyata ban ini bocor halus dan sekarang sudah kembali kempes. Tidak ada bengkel di sekitar sini, kaki tetap melanjutkan perjalanan dengan memaksa menaiki motor ini. Alhamdulillah kami sampai di balai desa tepat waktu. Di balai desa kami membahas mengenai kegiatan di malam puncak, sampai mana progres kita, dan apa saja persiapan yang kurang.
Sekitar pukul 21.00 WIB, forum malam ini ditutup dan kami langsung berpamitan untuk pulang ke kediaman induk semang. Melihat keadaan motor yang kurang memungkinkan, salah satu rekan kami menumpang ke teman induk semang lain, agar nanti bisa dijemput di sana tidak terlalu jauh dibandingkan harus bolak-balik ke balai desa. Di tengah perjalanan rekan kami yang menaiki motor dengan keadaan bannya bocor itu hampir jatuh karena bannya bergoyang-goyang. Tidak lama kemudian motor itu mati karena kehabisan bensin. Syukur masih belum terlalu jauh dengan teman kami di induk semang C. Akhirnya, kami mendorong motor dan mengantarnya untuk dititipkan ke rumah induk semang C hingga besok pagi kami ambil kembali. Perjalanan yang penuh perjuangan karena medannya yang tidak datar, penuh dengan tanjakan hingga menguras tenaga kami. Kami pun berhasil menaikkannya ke rumah induk semang C. Tidak ada pilihan lain, kami pun meminjam motor milik teman kami kelompok induk semang C dan alhamdulillah sampai di rumah dengan aman dan selamat. Teringat kami tadi belum sempat makan malam, kami pun segera menuju dapur untuk makan, kami harus tetap menjaga kesehatan diri di sini. Usai makan kami pun langsung sholat isya’ dan beristirahat.
Komentar
Posting Komentar